Jumat, 30 Maret 2012

Proses Perkembangan Janin dalam Rahim


PROSES PERKEMBANGAN JANIN         

Menurut ilmu kedokteran terdapat 3 fase atau trimester dalam pertumbuhan fisik janin, yaitu:
1.    Trimester Pertama (0 – 12 Minggu)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.
  1. Periode Germinal (0 – 2 Minggu)
Pada periode inilah terjadi proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma akan bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium)
w02

  1. Periode Embrio (3 – 8 Minggu)
hamil_6mgProses sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk. Seperti mata, mulut, lidah, dan lain-lainnya. Sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Pada periode ini janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran sekitar  1,3 cm dengan kepala yang besar.






  1. Periode Fetus (9 – 12 Minggu)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dengan aktivitas otak yang tinggi.
Isi-Perut-Saat-Hamil-300x279
2.    Trimester kedua (12 – 24 Minggu)
Pada trimester kedua, dengan usia janin sekitar 10 sampai 22 minggu terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18 dengan melakukan pemeriksaan ultrasongrafi atau USG kita dapat mengetahui keadaan janin dalam kandungan selain itu untuk mengecek kesempurnaan janin tersebut yaitu posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21, indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi, kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang sekitar 30 cm.
23_weeks,24_week_fetus
 












3.    Trimester Ketiga (24 – 40 Minggu)
Dalam trimester ini, dengan usia janin sekitar 22 sampai 38 minggu semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukan aktivitas motorik yang terkordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun Masa tidurnya lebih lama dibandingkan dengan masa bangun. Pada fase ini paru-paru mulai berkembang pesat menjadi sempurna.
Hamil-Tua-300x290http://1.bp.blogspot.com/_e5k3OrkhpyY/SryWTrAkpOI/AAAAAAAAAXU/SOHJAi-I2MI/s400/janin.jpgPada minggu ke 40 ini atau bulan ke-9, janin akan mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi normal yang lahir sekitar 3 - 3,5 kg dengan panjang sekitar 50 cm




Kamis, 29 Maret 2012

Proses Sosial Budaya dalam Pendidikan


PROSES SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN

Secara sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat yang ada tetap tepelihara. Sedangkan dalam Dictionary of  Education dijelaskan bahwa pendidikan merupakan proses sosial yaitu dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga dia dapat memperoleh atau menjalani perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Proses sosial merupakan timbal balik antara berbagai kehidupan bersama, misalnya pengaruh antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.
Umar Tirtarahardja dan La Sula (1995) mengemukakan bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah sebagai proses transpormasi budaya yang berarti pendidikan berfungsi untuk mewariskan budaya dari generasi ke generasi berikutnya. Fungsi ini juga berkenaan dengan bagaimana pendidikan mengubah nila-nilai tertentu atau mengembangkan nilai-nilai baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan dari kebudayaan. Karena proses pendidikan adalah proses kebudayaan dan proses kebudayaan adalah proses pendidikan
Oleh karena itu, pendidikan disebut juga sebagai proses sosial budaya yang mewariskan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat. Hasil budaya yang berupa tulisan dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Karena dalam masyarakat berbudaya, sumber belajar selain tatap muka dalam pergaulan juga lewat tulisan, lembaga- lembaga pendidikan yang diusahakan secara formal. Proses belajar dapat terjadi dimana saja sepanjang hayat. Sekolah merupakan salah satu tempat terjadinya proses belajar juga proses pembudayaan dan sosial. Sehingga pendidikan sering disebut sebagai proses sosial budaya. Proses pembudayaan di sekolah bertujuan untuk pencapaian akademik siswa, membudayakan sikap, pengetahuan, keterampilan dan tradisi yang ada dalam suatu komunitas budaya, serta untuk mengembangkan budaya dalam suatu komunitas melalui pencapaian akademik masing-masing siswa dan siswi yang ada sebagai pribadi dalam kesatuan sistem sosial budaya. Dan melalui sistem persekolahan setiap anak dikenalkan sejak dini mengenai pentingnya membangun tatanan hidup bermasyarakat, yang di dalamnya terdapat berbagai macam proses sosial. Selain itu dalam sistem persekolahan dapat merangsang tumbuhnya kesadaran sosial di kalangan anak didik, bahwa mereka adalah bagian warga negara dengan latar belakang sosial budaya yang berlainan. Sehingga dapat dikatakan, sistem persekolahan adalah salah satu pilar penting yang menjadi tiang penyangga proses sosial budaya.
Menurut Imran Manan, phD, (1989) enkulturasi dalam arti luas yaitu pendidikan. Pendidikan  yang berarti  proses umum dimana seorang anak tumbuh dalam cara hidup dari masyarakatnya. Oleh karena itu, enkulturasi sebagai proses pembudayaan dalam masyarakat tidak hanya terjadi secara formal seperti dalam sekolah. Tetapi juga dapat terjadi secara informal seperti dalam keluarga, komunitas budaya suatu suku, atau komunitas budaya suatu wilayah. Proses pembudayaan enkulturasi seperti tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu suku atau keluarga biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya atau orang yang dianggap senior terhadap orang yang dianggap lebih muda.

Jumat, 02 Maret 2012

Preventif dan Kuratif


NO
PREVENTIF
KURATIF
1

Tauran antar sekolah
1.    Diberi arahan. Seperti sosialisasi bahwa seorang pelajar bersekolah untuk menuntut ilmu, bukan untuk bertindak anarkis
2.    Diberi sanksi. Seperti sebuah hukuman untuk berlari mengelilingi lapangan, diberdirikan di tengah lapangan pada siang hari, dll. Atau dengan diberikan skorsing dan surat panggilan untuk orang tua bersangkutan
2
Kekerasan senior pada juniornya
1.    Diberi bimbingan  terlebih dahulu pada senior tersebut.  Apa yang mendasarinya bertindak seperti itu.
2.    Diberi sanksi ataupun hukuman.
3.    Di keluarkan. Jika kejadian tersebut terulang hingga beberapa kali. Atau bila kejadian tersebut sampai memakan korban jiwa
3
Merokok di lingkungan sekolah
1.    Diberi bimbingan serta arahan tentang kerugian dan bahaya merokok
2.    Diberi sanksi ataupun hukuman, seperti berlari keliling lapangan, membersihkan toilet, dll. Gunanya untuk memberikan efek jera pada siswa tersebut
4
Mabuk-mabukan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah
1.    Diberi sanksi dan hukuman, biasanya berupa skorsing untuk tidak mengijinkannya mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2.    Di kelurkan. Jika kejadian tersebut terulang hingga beberapa kali.
5
Membawa bahkan mengkonsumsi narkoba, ganja, heroin dan sejenisnya di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah
1.    Di keluarkan
6
Menjaili guru. Seperti menggoda guru, ataupun membohohinya
1.    Diberi bimbingan serta arahan. Bahwa perbuatan yang dia lakukan itu salah dan merugikan orang lain
2.    Diberikan sanksi atau hukuman agar memberikan efek jera pada siswa tersebut
7
Berpakaian dan berpenampilan yang menyalahi aturan yang telah ditetapkan. Seperti memakai rok di atas lutut, rambut gondrong untuk laki-laki, dll
1.    Diberi bimbingan serta arahan. Contohnya seperti memakai rok di atas lutut, dapat mengundang perlakuan yang kurang menyenangkan dari laki-laki hidung belang
2.    Diberi sanksi. Seperti berlari keliling lapangan ataupun menggunting rok dan rambut dari siswa yang bersangkutan.
8
Terlambat masuk sekolah. Khususnya ketika hari senin, pada saat pengibaran bendera merah putih
1.    Diberi  bimbingan serta arahan. Seperti sosialisasi bahwa yang ia lakukan itu salah dan sebaiknya segera dihilangkan agar tidak menjadi sebuah kebiasaan
2.    Diberi sanksi. Seperti diberdirikan di tengah lapangan, berlari mengelilingi lapangan, menycabut rumput, dll.
9
Membawa komik, majalah, CD porno, benda benda tajam, dll ke sekolah
1.    Diberi bimbingan serta arahan. Bahwa yang dia lakukan itu salah. Karena tidak seharusnya membawa barang-barang tersebut ke lingkungan sekolah
2.    Memberikan sanksi. Seperti menyita barang bawaan tersebut
10
Berpacaran di lingkungan sekolah
1.    Diberi bimbingan dan arahan, bahwa yang mereka lakukan itu salah karena tidak seharusnya dilakukan. Serta memberikan masukan-masukan tentang kerugian-kerugian atupun dampak negatif yang ditimbulkan dari berpacaran
2.    Memberikan sanksi berupa skorsing ataupun surat panggilan untuk orang tua yang bersangkutan guna untuk memberikan efek jera pada pelakunya